Budidaya Lele : Usaha yang Mudah, Modal Kecil, Untung Besar
Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, budidaya ikan lele telah menjadi salah satu peluang usaha yang digandrungi oleh para pelaku usaha, karena budidaya ikan tersebut membutuhkan modal yang tidak banyak, namun menjanjikan untung yang cukup menggiurkan. Pengalaman dalam berbisnis pun tak banyak dibutuhkan dalam beternak ikan lele. Oleh karena itu, banyak wirausaha pemula yang berminat menjalankan usaha ini. Mereka yang memiliki modal terbatas memutuskan untuk menggeluti bisnis tersebut, dan terbukti sukses menuai untung dari budidaya ikan lele yang mudah dijalani ini. Besarnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan lele juga membuat bisnis ini berprospek cerah. Alhasil, para peternak lele dapat dengan mudah memasarkan hasil panen kepada para distributor sehingga keuntungan sudah pasti bisa didapatkan. Ketahui seluk beluk budidaya ikan lele berikut ini agar bisa sukses menjalankan usaha ini.
Lele juga merupakan salah satu ikan tawar yang paling digemari di Indonesia. Harganya yang murah dan rasanya yang gurih tentu sudah akrab di lidah masyarakat. Ikan yang satu ini juga memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh kita.
Didorong oleh tingkat konsumsi yang tinggi, permintaan lele di pasaran pun tak pernah sepi. Tingginya kebutuhan ikan lele membuat pasokan selalu terserap habis. Karena itulah banyak orang yang tertarik untuk mengembangbiakkan lele untuk dijual, karena besarnya peluang untuk mendapatkan keuntungan.

Kelebihan Berbisnis Ikan Lele ketimbang Ikan Jenis Lain
Dibandingkan dengan ikan jenis lain, ikan lele memberikan banyak kelebihan bagi pemiliknya, karena alasan berikut ini :
1. Mudah Beradaptasi
Ikan lele adalah jenis ikan yang mudah untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Karena alasan inilah mengapa banyak pebisnis ikan lele yang tidak kebingungan lagi saat membuat kolam dan menjaga kondisi air di dalamnya.
2. Memiliki Daya Tahan Tubuh yang Kuat
Keunggulan kedua dari budidaya ikan lele adalah daya tahan tubuhnya yang kuat dan tidak rentan terkena penyakit. Alhasil, kecil kemungkinannya terjadi resiko gagal panen karena ikan lele terkena penyakit dan mati.
3. Bibitnya Mudah Dicari
Bibit ikan lele yang berkualitas mudah dicari karena banyak dijual di pasaran. Harganya pun lebih terjangkau dengan harga jual yang cukup tinggi. Jadi, keuntungan yang bisa didapatkan pun akan lebih maksimal.
Kesulitan yang Biasa Dialami dalam Budidaya Lele
Meski memiliki banyak kelebihan dibanding ternak ikan jenis lainnya, ada beberapa hal yang harus diwaspadai peternak yaitu :
1. Kenaikan Biaya Pakan Ikan
Biaya kebutuhan pakan ikan yang bisa saja naik sewaktu-waktu. Jika biaya operasional bisnis naik, sudah pasti keuntungan yang akan didapatkan nanti juga akan menurun.
2. Ancaman Hama dan Penyakit dari Lingkungan Sekitar
Ikan lele memang memiliki daya tahan tubuh yang kuat, namun, bukan berarti ikan ini tidak bisa terkena hama dan penyakit. Virus, jamur, serta bakteri pun dapat membuat pertumbuhan ikan lele menjadi tidak maksimal, atau bahkan gagal panen. Untuk itu, usahakan untuk selalu memantau kondisi air kolam dan lingkungan sekitar.
Baca juga :
Modal Kecil, Cara Mudah, Untung Besar
Salah satu alasan banyak orang memilih usaha budidaya lele adalah karena hanya membutuhkan modal yang kecil. Hal ini bisa dibuktikan dengan hitungan biaya yang dibutuhkan untuk membeli keperluan proses mengembangbiakkan lele hingga biaya operasional bisnis setiap bulannya. Keseluruhan biaya tersebut jika ditotal hanya berkisar Rp 2 juta saja.
Sebagai contoh, dalam memulai usaha budidaya lele, kamu akan membutuhkan 2 buah terpal ukuran besar seharga sekitar Rp 600,000. Untuk kerangka kolamnya, kamu bisa menggunakan bahan bambu yang kuat dengan harga kurang lebih Rp 300,000. Ditambah paku serta keperluan lainnya, mungkin dibutuhkan Rp 50,000, sehingga total biaya yang dibutuhkan untuk membuat kolam ikan lele menjadi Rp 950,000.
Untuk kebutuhan operasional, tiga hal yang wajib untuk disiapkan setiap bulannya adalah :
- Bibit : Bibit ikan lele sebanyak 2000 ekor, biasanya dibanderol dengan harga Rp 500,000.
- Pakan : Biaya untuk pakan berkisar Rp 500,000 setiap bulannya.
- Vitamin dan Obat : Berguna untuk menunjang pertumbuhan ikan lele, total biayanya sekitar Rp 100,000.
Dengan demikian, total biaya bulanan budidaya ikan lele adalah Rp 1.1 juta. Sehingga, total keseluruhan modal yang dibutuhkan untuk menjadi pebisnis ternak lele adalah Rp 2,050,000.
Pengeluaran untuk pembuatan kolam hanya dilakukan di awal usaha saja. Saat sudah memasuki masa panen kedua, kamu hanya perlu mengeluarkan uang untuk biaya operasional saja.
Sebenarnya, usaha budidaya ikan lele ini cukup mudah karena tidak membutuhkan banyak pengalaman serta pengetahuan khusus untuk bisa sukses. Namun jika pelaku usaha sama sekali tidak paham, bisa dipastikan panennya akan gagal.
Agar usaha ini memberikan keuntungan, sebaiknya kenali dan pahami dengan baik apa saja yang harus diperhatikan dalam budidaya lele. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk memulai budidaya ikan lele :
- Persiapkan Kolam Lele
Hal pertama sebelum memulai bisnis budidaya atau ternak lele adalah menyediakan kolam, bisa berupa tanah, terpal maupun semen. Pastikan kolam yang kamu buat memiliki ukuran yang besar sehingga mengurangi resiko ikan lele mati karena kekurangan oksigen.
Kolam yang banyak dipilih adalah yang menggunakan terpal. Cara ini pun dibagi menjadi 3, yaitu kolam terpal yang digali atau diletakkan di bawah tanah, kolam terpal di atas permukaan tanah, dan kolam beton yang dilapisi dengan terpal.
Jika yang kamu gunakan adalah kolam dari bahan sintetis seperti terpal, serat atau semen pastikan kamu bersihkan terlebih dahulu menggunakan sabun. Setelah itu, oles media kolam dengan irisan daun pepaya dan singkong agar bau dari media kolam hilang.

Setelah proses pengisian kolam, biarkan air di dalam terpal selama satu bulan terlebih dahulu. Jangan terburu-buru memasukkan bibit ikan lele, karena kamu harus menunggu proses pembentukan lumut dan fitoplankton yang dapat menetralkan air kolam agar tidak mudah keruh. Setelah itu tanam pupuk kandang agar bisa menjadi sumber pakan alami ikan nantinya.
Atur Kualitas Kolam. Temperatur air di dalam kolam harus dijaga agar stabil di kisaran 20 sampai 28 derajat Celcius. Cara termudah untuk bisa mendapatkan suhu air yang pas adalah dengan memastikan air kolam tidak dangkal dan cukup terkena sinar matahari.
Warna air kolam yang baik bagi ikan lele adalah hijau karena lele dapat bertahan hidup di air berlumpur. Pastikan bahwa kondisi air keruh berlumut dan bila perlu tambahkan talas atau eceng gondok agar racun yang masuk bisa terserap. Ikan lele pun dapat memiliki tempat untuk berteduh di bawah tanaman tersebut.
Air pada kolam ikan lele akan berubah menjadi merah ketika sudah dewasa dan siap panen. Meski ikan lele tidak suka hidup di air jernih, bukan berarti kamu bisa memasukkan sembarang air ke dalam kolam karena kamu tidak bisa memastikan apakah air tersebut mengandung bakteri atau parasit yang malah bisa menyebabkan penyakit pada ikan lele.
Perhatikan Kedalaman Kolam. Air pada kolam akan berkurang karena proses penguapan sehingga kamu harus rutin menambahkan air kolam ke posisi normal. Tingkat kolam lele di bulan pertama adalah 20 cm, bulan kedua 40 cm, dan bulan ketiga 80 cm. Usahakan air kolam tidak terlalu dangkal, karena bisa merusak kestabilan temperatur air dan bisa berakibat buruk pada kondisi lele.
Sekitar 2 bulan sekali, lakukan penggantian air kolam. Namun apabila sebelum 2 bulan air sudah kotor, lebih baik segera mengganti air, agar tidak timbul penyakit.
- Pemilihan Bibit Ikan Lele
Pemilihan bibit tidak boleh dilakukan asal-asalan. Kamu harus memilih bibit lele yang unggul, yang berukuran lebih besar, lebih sehat, dan memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap penyakit. Bibit ikan lele yang unggul akan lebih gesit dan agresif saat pemberian makan, serta warna sedikit lebih terang.
Pilihlah bibit lele yang dapat mengkonsumsi pelet jenis f999 atau pelet dengan bentuk butiran. Pilih juga lele dengan ukuran panjang sekitar 7 cm hingga 9 cm dengan umur sekitar 2 Minggu. Jangan pilih bibit lele yang masih terlalu kecil, sebab akan lebih rentan mati ketika dipindah ke tempat yang baru. Pilihlah bibit lele yang sehat dan segar. Ciri-ciri bibit lele yang sehat antara lain : gerakannya lincah, tidak ada cacat atau bekas luka pada tubuhnya, gerakan berenangnya normal dan bebas dari bibit penyakit. Untuk kolam ukuran 2 meter x 3 meter, dapat diisi dengan 1000 bibit ikan lele.

Perhatikan proses penebaran bibit. Selain pemilihan bibit, cara menebarkan bibit juga harus diperhatikan. Caranya adalah dengan meletakkan wadah bibit pada kolam selama 15 menit hingga 30 menit dengan keadaan miring. Hal ini bertujuan agar bibit ikan lele dapat beradaptasi sendiri dan tidak stres. Kolam untuk bibit juga dibuat terpisah. Kolam bibit biasanya lebih dangkal daripada kolam ikan lele dewasa. Hal ini bertujuan agar bibit dapat dengan mudah menjangkau pakan dan pernafasan. Dalam penebaran bibit, akan lebih baik jika dilakukan di pagi atau malam hari karena waktu tersebut ikan lele cenderung lebih tenang.
- Pemberian Pakan Lele
Tahapan cara budidaya ikan lele lainnya yang juga penting adalah mengatur dan memperhatikan pemberian pakannya. Kamu memberikan pelet khusus untuk lele, termasuk dengan Hi-Pro-vite 781 yang banyak digunakan.
Biasanya, ikan lele harus diberikan makan tiga kali sehari yaitu pukul 7 pagi, 5 sore dan 10 malam. Kalau kamu mendapati ada ikan lele aktif dan mendorongkan kepalanya, berikan waktu makan tambahan. Dalam proses pakan budidaya lele, kamu dapat menggunakan pakan pelet jenis 781 yang didalamnya mengandung nutrisi yang dibutuhkan lele, seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Pemberian pakan juga tidak boleh berlebih karena dapat mengendap di kolam, tidak termakan oleh lele, dan membuat kolam menjadi kotor.

Untuk bibit lele dengan usia 2 minggu, jenis pakannya adalah pelet jenis f999, kemudian ketika usia lele lebih dari 2 minggu, jenis pakannya adalah 781 – 2 hingga bibit lele berusia 2 bulan. Untuk usia lebih dari 2 bulan hingga masa panen tiba,yaitu kisaran 3 bulan jenis pakannya adalah pelet jenis 781.
Selain diberikan pakan pelet, bibit ikan lele bisa juga diberi tambahan makanan yaitu keong mas yang telah direbus terlebih dahulu, dedak halus, atau ikan yang telah dihancurkan. Pemberian makanan tambahan ini sebenarnya untuk mengurangi pengeluaran.
- Penyortiran Ikan Lele
Setelah ikan lele berumur kurang lebih 20 hari, kamu perlu melakukan penyortiran menggunakan bak untuk memisahkan lele berukuran besar dan kecil. Hal ini dilakukan untuk menghindari ikan lele kecil kekurangan makanan karena kalah cepat dengan lele yang besar. Jika tidak dipisahkan, ikan lele ukuran kecil akan lambat dalam pertumbuhannya. Hal ini juga penting untuk mengurangi resiko ikan lele kecil dimakan oleh yang besar, mengingat lele adalah hewan kanibal.

- Pencegahan Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit akan menurunkan produktivitas panen, sehingga mempersulit keberhasilan budidaya lele. Untuk pencegahan hama, kamu dapat menggunakan penghalang agar tidak ada hewan liar yang masuk ke dalam kolam. Untuk menghindari penyakit, Anda dapat memberikan obat-obatan yang tersedia di toko perikanan.
- Proses Panen
Ikan lele biasanya sudah dapat dipanen setelah 3 bulan semenjak bibit lele disebar. Proses panen ikan lele dapat dilakukan dengan menyortir ikan yang layak dikonsumsi. Sebaiknya jangan memanen sebelum waktunya. Hal ini bisa merugikan kamu sendiri karena harga jualnya menjadi lebih rendah dari harga pasaran.

- Pasca Panen
Sebelum menebar bibit baru, ada baiknya untuk membersihkan kolam untuk mengurangi kotoran atau sisa makanan ikan lele sebelumnya. Dengan membersihkan kolam, kamu juga dapat mengetahui apakah masih ada ikan lele yang tertinggal karena jika masih ada ikan di dalam kolam dan kamu menebar bibit baru, maka bibit lele baru akan habis di makan ikan lele yang siap panen tersebut.
- Pemasaran dan Promosi Ikan Lele
Kamu dapat menjual ikan lele hasil panen dengan harga per kilogram ke warung makanan. Jika kualitas lele yang kamu budidayakan sudah baik, kamu bisa mengusahakan untuk menjadi supplier tetap pada rumah makan. Kamu juga dapat mempromosikan hasil budidaya lele kepada keluarga, saudara, tetangga dan teman. Gunakan juga cara-cara marketing secara online untuk dapat menjangkau pasar yang lebih luas.

Itulah beberapa tips yang dapat kamu lakukan untuk menjalankan bisnis budidaya ikan lele. Selain melakukan tips di atas, jangan lupa untuk mencatat seluruh keuangan bisnis, mulai dari modal, biaya yang dikeluarkan serta penjualan. Untuk memudahkannya, gunakan aplikasi digital dengan berbagai fitur pengelolaan keuangan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk memulai bisnis ikan lele, kamu hanya perlu menyiapkan modal sekitar Rp 2 jutaan saja. Dengan modal tersebut, kamu bisa mendapatkan 2000 ekor lele yang bisa mencapai 500 kg saat dipanen.
Dengan harga jual Rp 10 ribu saja per kilo, omzet yang bisa didapatkan adalah Rp 5 juta. Jadi, dengan keuntungan lebih dari dua kali lipat, tidak ada lagi alasan untuk menunda. Jangan lupa untuk tetap memperhatikan cara budidaya ikan lele agar bisnis kamu terus berkembang.
[appbox googleplay com.beecash.app]
3 Comments
fammi farendra
12 November 2020 at 10:46 am -Itu disebutkan biaya tiap bulan 1.1 juta, biaya tersebut termasuk pembelian bibit lele, apa tiap bulan beli 2000 bibit lele ?
BukuKas
13 November 2020 at 3:18 pm -Halo Kak Fammi,
Terima kasih telah berkunjung ke Blog BukuKas. Iya kak, jadi setiap bulan ada pembelian bibit Lele.
Terima kasih, semoga bermanfaat. 🙂
Donnypratama
7 December 2020 at 5:13 am -Berapa modal semua ya? Apa kita nunggu bagi hasil setelah panen, tanpa kita menjual ya