Peluang Usaha dan Tips Penting Budidaya Udang Vaname
Udang vaname sudah menjadi salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi, bahkan bisa menghasilkan omset milyaran rupiah jika dikelola dalam skala yang cukup besar. Maka, tak heran jika banyak orang yang tertarik untuk menjalankan usaha budidaya udang jenis ini, termasuk untuk ekspor. Indonesia bahkan menjadi salah satu negara pengekspor terbesar di dunia untuk komoditas udang vaname ini, dengan nilai dan volume ekspor yang terus meningkat. Bagaimana peluang usaha dan tips budidaya udang vaname? Simak pembahasannya dalam artikel berikut ini.
Mengenal Udang Vaname
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) adalah spesies udang yang berasal dari pantai barat Amerika, khususnya di daerah sekitar Teluk California, Guatemala, El Salvador, Nicaragua, hingga Perú di Amerika Selatan.
Uniknya, walaupun habitat aslinya adalah di laut, udang ini bisa dibudidayakan di kolam air tawar maupun air payau, dengan lokasi di dataran rendah hingga sedang. Terlebih lagi, udang ini memiliki daya tahan tubuh yang kuat di kisaran salinitas yang luas.
Spesies udang ini mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1996. Udang vaname mulai dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan udang nasional yang tidak tercukupi akibat produksi udang windu yang menurun akibat kematian massal. Namun, udang vaname ini baru naik daun dan menjadi lahan bisnis yang potensial sekitar tahun 2001.
Secara morfologi, ukuran tubuh udang jenis ini lebih besar daripada udang biasa namun lebih kecil dari udang windu. Tubuhnya berwarna agak putih dengan warna kekuningan dengan kulit keras dan daging yang tebal dan kaki berwarna putih.
Peluang dan Keunggulan Usaha Budidaya Udang Vaname
Beberapa tahun belakangan ini, budidaya udang vaname mulai menjamur di Indonesia, dengan beberapa sentra di seputar Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera dan Sulawesi. Meskipun sudah mulai banyak orang yang menjalankan usaha budidaya udang vaname, peluang dan pangsa pasarnya masih sangat besar, mengingat tingginya minat masyarakat pada menu berbahan udang. Udang vaname merupakan sumber protein, omega 3 dan 6, serta kaya akan kalsium, potasium, dan fosfor.
Usaha budidaya udang vaname ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :
- Modal yang dibutuhkan untuk memulai usaha budidaya udang vaname ini relatif tidak terlalu besar, namun harga jual udangnya tinggi.
- Udang vaname dapat dibudidayakan di air dengan kisaran salinitas yang luas. Untuk pemula, budidaya dapat dilakukan menggunakan kolam terpal. artinya lokasi pembudidayaan cukup beragam dan tidak memerlukan lahan yang terlalu luas.
- Udang vaname tidak memerlukan asupan protein yang tinggi dalam pakannya.
- Udang vaname bisa tumbuh pesat. Pembudidaya bisa menghasilkan sekitar 3 gram per minggu, sehingga tidak perlu menunggu terlalu lama untuk panen.
- Pembudidayaan udang vaname ini membutuhkan waktu yang singkat, yaitu sekitar tiga bulan untuk satu kali siklus.
- Udang vaname merupakan jenis udang unggulan (berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan).
- Udang vaname merupakan komoditi ekspor yang sangat potensial. Indonesia adalah salah satu negara penghasil udang terbesar di dunia, setelah Thailand dan India.
- Tingkat konsumsi udang vaname terus meningkat, baik untuk rumah tangga maupun usaha kuliner.
Rasa dagingnya yang lebih enak dan tebal membuat udang ini disukai banyak orang. Dengan ukuran yang relatif besar dan rasanya yang lezat, udang ini termasuk komoditas yang dijual dengan harga tinggi di pasaran, hingga mencapai ratusan ribu rupiah per kilogramnya.
Jika dijual ke pasar modern dengan kemasan yang lebih bagus, harganya bisa jauh lebih tinggi lagi, berkali-kali lipat dibandingkan harga dari petambak. Memang, harga udang vaname ini bisa dibilang cukup mahal bagi sebagian masyarakat, namun permintaan akan komoditas ini tetap besar.
Di pasaran, pada umumnya harga udang vaname bervariasi sesuai ukuran, kemasan, tempat membeli, dan kondisi kesegaran. Pembudidaya akan mendapatkan profit yang lebih besar lagi jika mampu membidik pasar ekspor, seperti Singapura, Brunei, bahkan Eropa.
Dengan banyaknya keunggulan yang dimiliki spesies udang vaname serta luasnya pangsa pasar yang tersedia, tentu saja ada peluang bisnis yang menjanjikan dari budidaya udang vaname.
Potensi omset yang dapat dicapai pun sangat besar, dari puluhan juta hingga miliaran. Berikut adalah salah satu cara membuat analisis singkat mengenai usaha budidaya udang vaname :
- Pertama, kita hitung modal tetap atau modal awal yang dikeluarkan saat memulai bisnis ini. Besarnya tetap, tidak terpengaruh oleh naik turunnya operasional budidaya. Yang termasuk dalam modal ini adalah biaya lahan, pembuatan kolam, pompa air dan kincir, instalasi listrik, dan peralatan lain.
- Kedua, yang perlu dihitung adalah modal kerja, yaitu biaya yang kita keluarkan seiring berjalannya kegiatan operasional budidaya. Biaya ini bisa dikatakan naik-turun mengikuti dinamika operasional tambak, termasuk biaya untuk benih udang, pupuk atau suplemen dan probiotik.
- Petambak bisa mengurangi modal kerja secara signifikan dengan cara memilih suplemen probiotik yang berkualitas dan terbukti hasilnya, karena jika sudah memakai suplemen probiotik maka tidak memerlukan tambahan pupuk lagi. Dengan demikian, pengeluaran bisa dikurangi tanpa mempengaruhi kualitas hasil panen.
- Suplemen probiotik dapat meningkatkan hasil panen, mengurangi resiko bibit mati, mengurangi konsumsi pangan, dan membuat udang cepat besar. Yang termasuk modal kerja yang dihitung adalah: bibit udang, pakan, suplemen probiotik, biaya panen, transportasi, listrik dan gaji karyawan.
- Selanjutnya, hitung perkiraan pendapatan, dengan mengalikan jumlah total hasil panen (kilogram) dengan harga per kilogramnya. Hitung perkiraan keuntungan, yaitu dengan cara mengurangi pendapatan dengan modal total (modal awal dan modal kerja).
Baca juga :
Tips Budidaya Udang Vaname untuk Pemula
Udang vaname memerlukan tiga bulan untuk setiap siklusnya. Dengan kata lain, panen bisa dilakukan setiap tiga bulan sekali. Jika dalam satu tahun ada dua kali panen, keuntungan yang didapat luar biasa. Dengan permintaan pasar yang tinggi, potensi keuntungannya pun otomatis semakin tinggi.
Buat kamu yang tertarik dengan usaha budidaya ini, simak langkah-langkahnya di bawah ini. Proses budidaya dapat dilakukan di tambak maupun kolam terpal.
1. Persiapan Lokasi Budidaya Udang Vaname
Sebelum memulai budidaya udang vaname, kamu harus sudah mempersiapkan lokasi yang cocok. Tempat budidaya udang harus berada di tempat kosong dengan lahan yang cukup luas, dan disesuaikan dengan kebutuhan. Persiapan lahan budidaya inilah yang menentukan 60% dari keberhasilan budidaya udang vaname.
Bagi yang ingin budidaya di tambak, maka yang harus dilakukan pertama kali adalah mempersiapkan tambak. Pastikan tambak tersebut dikeringkan terlebih dahulu sampai ke dasarnya supaya terhindar dari lumut dan lumpur, karena lumpur dapat menjadi masalah utama yang menggagalkan budidaya karena di dalam lumpur terdapat kandungan amonia yang menjadi media utama bagi bakteri seperti vibrio untuk bersarang. Oleh karena itu, pengeringan tambak wajib dilakukan, dan jika perlu maka dilakukan pengangkatan lumpur atau pembajakan.
2. Proses Pemupukan Tambak Udang Vaname
Saat tambak sudah kering, kemudian basmi semua hewan yang masih ada dalam tambak agar hewan-hewan ini tidak menjadi pesaing udang saat mencari pakan alami. Demikian pula halnya dengan budidaya di kolam terpal. Hama bisa muncul setiap saat dan menghambat pertumbuhan hewan budidaya dan menunda waktu panen. Maka itu, jangan lupa untuk memotong tanaman-tanaman hama di sekitar kolam.
Perlu dilakukan pengukuran pH dasar tambak. Jika pH nya asam atau lebih rendah dari 6, maka perlu diberikan kapur pertanian sebanyak 840 kg per hektarnya. Pemupukan bisa dilakukan, bisa juga tidak, karena ada referensi yang menyebutkan bahwa pemupukan tambak justru akan mempercepat kerusakan air. Sebagai gantinya, bisa diberikan dedak fermentasi jika sistem budidayanya secara intensif.
Saat tambak sudah kering, kemudian basmi semua hewan yang masih ada dalam tambak agar hewan-hewan ini tidak menjadi pesaing udang saat mencari pakan alami. Demikian pula halnya dengan budidaya di kolam terpal. Hama bisa muncul setiap saat dan menghambat pertumbuhan hewan budidaya dan menunda waktu panen. Maka itu, jangan lupa untuk memotong tanaman-tanaman hama di sekitar kolam.
Perlu dilakukan pengukuran pH dasar tambak. Jika pH nya asam atau lebih rendah dari 6, maka perlu diberikan kapur pertanian sebanyak 840 kg per hektarnya. Pemupukan bisa dilakukan, bisa juga tidak, karena ada referensi yang menyebutkan bahwa pemupukan tambak justru akan mempercepat kerusakan air. Sebagai gantinya, bisa diberikan dedak fermentasi jika sistem budidayanya secara intensif.
3. Pengisian Air Tambak untuk Udang Vaname
Dalam melakukan pengisian air di tambak, kedalaman air yang disarankan adalah sekitar 1 sampai 1,5 meter. Setelah itu, perlu dilakukan pengukuran kepadatan alga dengan menggunakan secchi disk, yang sebaiknya dilakukan saat pagi dan sore hari. Caranya adalah dengan mengikat lempengan secchi disk pada tali, kemudian dimasukkan ke dalam air tambak secara perlahan.
Idealnya, tingkat kecerahan optimal untuk budidaya udang vaname adalah 30 sampai 40 cm. Jika kurang dari itu, maka pembudidaya perlu mengganti air tambak hingga mencapai standar optimumnya. Tapi jika lebih dari 40 cm, maka diperlukan pemupukan ulang supaya plankton di tambak bisa tumbuh sesuai standar ideal.
Pemupukan pun perlu dikontrol, karena jika pupuk diberikan tanpa memperhatikan kepadatan alga serta keadaan cuacanya, maka dapat memberi dampak yang buruk pada udang.
Apabila saat diukur menggunakan secchi disk tidak memungkinkan untuk dilakukan pergantian air atau penghentian pemberian pupuk untuk menekan kepadatan algae, maka dapat diberikan kapur bakar di dasar tambak supaya populasi algae tidak melebihi batas yang diperlukan.
Untuk yang melakukan budidaya di kolam terpal, ukuran kolam udang vaname bisa disesuaikan dengan jumlah ternak. Semakin banyak udang tentu saja ukuran kolam harus semakin besar. Sebelum diisi oleh udang, kamu harus mengisi kolam dengan takaran air yang cukup. Isi air sampai mencapai setengah tinggi kolam dan biarkan selama 1 sampai 2 minggu sebelum diisi bibit udang.
4. Pemilihan Bibit Unggul Udang Vaname
Setelah tambak atau kolam terpalnya sudah siap, saatnya untuk menebarkan bibit udang vaname yang unggul. Memilih bibit unggul udang vaname sebenarnya tidak mudah, karena tampilan bibit udang sama dan ukurannya pun hampir seragam. Namun, pembudidaya bisa mendapatkan bibit unggul dengan memperhatikan secara seksama ciri-ciri bibit seperti berikut ini :
- Bentuk tubuh panjang dan ramping
- Ukurannya lebih besar dari bibit lain
- Memiliki warna tubuh putih yang transparan dan tidak diselimuti lumut
- Bagian kakinya bersih
- Gerakannya lincah dan mampu melawan arus
- Isi ususnya tidak putus
- Memiliki respon yang baik terhadap gerakan
5. Penebaran Bibit Udang Vaname
Langkah budidaya udang vaname berikutnya adalah menebar bibit. Lakukan penebaran bibit udang vaname saat pancaran sinar matahari sedang tidak terik, sebaiknya saat sore hari. Bibit udang vaname yang siap tebar biasanya berusia 6 sampai 10 hari.
Selain itu, pastikan suhu air kolam juga tidak terlalu panas. Untuk memastikannya, periksa suhu air menggunakan termometer. Suhu normal seharusnya berada pada 10 sampai 15 derajat Celcius. Lakukan penebaran bibit dengan cara aklimatisasi, yaitu dengan memasukkan bibit ke dalam kantong dan simpan di sisi kolam.
Apungkan kantong plastik berisi udang di tambak selama sekitar 15 menit, baru setelah itu kantong dibuka dan benih pun dipindah ke tambak. Anak udang vaname bernama benur. Benur-benur ini perlu diberi pemeliharaan sampai usia panen sekitar 100 sampai 110 hari.
Kepadatan penebaran bibit berkisar antara 100 sampai 125 ekor per meter kuadrat.
6. Pemberian Pakan untuk Udang Vaname
Pemberian pakan disesuaikan dengan perkembangan udang vaname. Semakin besar ukuran udang di dalam kolam, semakin banyak pakan yang harus diberikan. Yang penting, berikan pakan sebanyak 2 sampai 3 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan yang maksimal yaitu 6 kali sehari.
Pakan yang dapat diberikan berupa pelet dengan kandungan protein 30%, dengan takaran menyesuaikan ukuran daripada berat udang serta masa pertumbuhan udang. Pakan berupa pelet diberikan rutin 2 – 3 kali sehari.
Selain pelet, jenis pakan lain yang dapat diberikan pada udang vaname diantaranya berupa ikan rucah, pakan pabrikan, serta pakan tambahan berupa jagung pecah yang dimasak kemudian dicampur dengan zat aditif untuk menambah vitamin, aroma, serta probiotik.
Sekali pemberian pakan biasanya habis dalam 3 jam. Apabila kurang dari 3 jam sudah habis, tambahkan pakannya lagi. Jika pakan yang diberikan merupakan pakan buatan, maka pemberiannya cukup dilakukan 2 kali sehari saja, yaitu saat pagi dan sore. Jika dalam 3 jam pakan tersebut sudah habis, sebaiknya ditambahkan dengan pakan lain yang diperkirakan bisa habis dalam 9 jam.
7. Pemberian Vitamin untuk Udang Vaname
Pemberian vitamin prototipe pada pakan udang vaname bertujuan untuk merangsang nafsu makan serta vitalitas udang bertambah. Karena nafsu makan pada udang vaname dapat berubah-ubah, terutama dalam masa pergantian kulit atau molting, maka perlu dirangsang nafsu makannya.
Dosisnya cukup 1 sendok untuk 10 kg pakan. Satu sendok vitamin prototipe tersebut direndam terlebih dahulu dalam 1 liter air, kemudian ditambah dengan 3 butir telur ayam yang sudah dikocok rata. Baru setelah itu dicampur bersama pakan udang, biarkan selama beberapa menit hingga meresap.
Pemberian pakan yang telah dicampur vitamin prototipe adalah dengan menggunakan anco sebanyak 2 sampai 4 per tambak. Satu anco berisi sekitar 5% pakan dari total pakan keseluruhan. Kemudian sisanya langsung ditebar di tambak.
Selain pakannya, hal yang perlu diperhatikan oleh pembudidaya udang vaname adalah kondisi airnya, mulai dari pH, suhu, kandungan oksigen, dan kedalaman air. Pemupukan juga perlu dilakukan setiap seminggu sekali dengan menggunakan pupuk urea, TSP serta probiotik.
8. Persiapkan Panen Udang Vaname
Saat usia udang vaname sudah mencapai 100 hingga 110 hari, pemanenan pun sudah dapat dilakukan. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada malam hari, yakni dengan mempersiapkan berbagai peralatan pendukung dan mengurangi air tambak menggunakan pompa.
Berat udang vaname yang layak jual biasanya sebesar 15 sampai 25 gram per ekor. Lakukan cara-cara berikut untuk memanen udang vaname :
- Cuci udang dari lumpur dan sisa makanan yang menempel di badan.
- Sortir udang vaname berdasarkan ukuran.
- Timbang berat udang (semakin berat dan besar semakin mahal).
- Masukkan udang ke dalam boks container yang sudah diisi dengan es agar selalu segar.
[appbox googleplay com.beecash.app]